Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SENANDIKA PAGI

 

buku senandika pagi

SENANDIKA PAGI

Genre : Non Fiksi
Penulis : Shaabb Muslim

MARILAH BERSEPAKAT BAHWA KITA SEMUA BERBEDA

Diceritakan bahwa dahulu suatu perhimpunan ilmu

dari berbagai negara mengendarai bus menuju pelosok desa

terpencil guna meneliti kehidupan liar di sana.

 

Namun nahas saat bus rombongan itu tiba di pinggiran desa terpencil adi

bus itu kecelakaan hingga terbalik dan seluruh penumpang

tak ada satu pun yang terselamatkan.

 

Pemerintah setempat memberi keputusan bahwa semua jenazah ilmuwan itu harus

dikuburkan di satu kompleks pemakaman di sana sebagai

pengabadian sejarah mereka dengan aturan sekali dalam

seminggu pintu pemakaman itu dibuka untuk siapa pun yang

hendak mengunjungi dan menziarahi khususnya keluarga dari

para ilmuwan tadi.

 

Secara kebetulan di pemakaman itu, makam ilmuwan India

berdampingan dengan makam ilmuwan Prancis. Kedua makam

ilmuwan India dan Prancis itu sama-sama memiliki kerabat

yang rutin menziarahi sewaktu-waktu.

 

Setiap kali kerabat si ilmuwan Prancis berkunjung, mereka selalu

datang dalam keadaan elegan dengan segenggam buket bunga

yang diletakkan di makam ilmuwan Prancis itu.  Sebaliknya, si ilmuwan India itu setiap datang selalu dalam keadaan kumuh dan membawa adonan bubur yang diletakan di makam si ilmuwan India tadi.

 

Hari-hari dan malam-malam dengan kompak saling berganti hingga pada suatu hari kerabat ilmuwan prancis itu bertanya dengan tujuan merendahkan kepercayaan si India, “Kapan saudaramu itu akan terbangun dan memakan adonan bubur yang kau buat?"

Dengan senyum tenang kerabat si ilmuwan India itu menjawab "Nanti saat saudaramu itu sudah bangun mencium wangi bunga yang selalu kau bawa!"

 

Inti  dari kisah ini adalah bahwa kita sejatinya mengatur pola

hidup kita agar selalu sesuai dengan nilai-nilai dan norma

iktikad kita serta adat tradisi kebiasaan kita.

 

Sejak kecil kita sudah tumbuh terdidik dengan semua itu sehingga semua telah tertanam sebagai bagian dari pola pikir kita. Bahkan, bisa jadi semua itulah inti dari cara berpikir kita, seolah-olah bukan manusia jika tak menjadi wadah dari terkumpulnya nilai-nilai dan norma iktikad serta adat dan tradisi kita.

 

Akibatnya, kita pun menilai perilaku orang lain dari kacamata adat tradisi dan pola pikir kita sendiri. Apa yang sesuai dengan yang ada pada kita otomatis kita anggap benar. Begitu pula sebaliknya, apa yang tak sesuai dengan yang ada pada kita serta-merta menjadi dan tenang kerabat ilmuwan India itu keliru dan salah.

 

Sepintas kita menganggap buket bunga keluarga si ilmuwan Prancis itu tampak lebih indah daripada adonan bubur yang dletakkan di makam si ilmuwan India. Akan tetapi, andai kita mau berpikir lebih jauh lagi dengan objektif, tentu akan kita dapati bahwa buket bunga itu tak lebih adalah adonan bubur itu sendiri hanya saja dengan kemasan yang lebih modern.

Refleksi

Dewasa ini ketimpangan kerap terjadi di berbagai lini kehidupan, tak
terkecuali di dalam persoalan agama dan kemanusiaan. Sebagian orang
yang fokus memegang nilai-nilai moral terkesan mengabaikan peran
penting agama dalam hidupnya. 

Sebaliknya, sebagian yang lain saat berusaha menjalankan agamanya malah menanggalkan kemanusiaan dan kepeduliannya terhadap sesama. Nah, buku ini adalah upaya merefleksikan kesadaran nalar kita untuk menyeimbangkan keduanya.

Dengan begitu, kita dapat menjadi manusia seutuhnya dan di waktu yang
sama kita juga menjadi hamba yang diridai-Nya.


Spesifikasi Buku:

Judul : Senandika Pagi

Penulis : Shaabb Muslim

Genre : Non Fiksi

Tebal : 258 hal

Cover : Soft Cover

Ukuran : 14 x 20,5 cm


klik disini untuk mendapatkan bukunya 👇👇👇

@bukusantri_id


Posting Komentar untuk "SENANDIKA PAGI"