SENANDIKA PAGI
SENANDIKA PAGI
MARILAH BERSEPAKAT BAHWA KITA SEMUA BERBEDA
Diceritakan bahwa dahulu suatu perhimpunan ilmu
dari berbagai negara mengendarai bus menuju pelosok desa
terpencil guna meneliti kehidupan liar di sana.
Namun nahas saat bus rombongan itu tiba di pinggiran desa
terpencil adi
bus itu kecelakaan hingga terbalik dan seluruh penumpang
tak ada satu pun yang terselamatkan.
Pemerintah setempat memberi keputusan bahwa semua jenazah
ilmuwan itu harus
dikuburkan di satu kompleks pemakaman di sana sebagai
pengabadian sejarah mereka dengan aturan sekali dalam
seminggu pintu pemakaman itu dibuka untuk siapa pun yang
hendak mengunjungi dan menziarahi khususnya keluarga dari
para ilmuwan tadi.
Secara kebetulan di pemakaman itu, makam ilmuwan India
berdampingan dengan makam ilmuwan Prancis. Kedua makam
ilmuwan India dan Prancis itu sama-sama memiliki kerabat
yang rutin menziarahi sewaktu-waktu.
Setiap kali kerabat si ilmuwan Prancis berkunjung, mereka
selalu
datang dalam keadaan elegan dengan segenggam buket bunga
yang diletakkan di makam ilmuwan Prancis itu. Sebaliknya, si ilmuwan India itu setiap datang
selalu dalam keadaan kumuh dan membawa adonan bubur yang diletakan di makam si
ilmuwan India tadi.
Hari-hari dan malam-malam dengan kompak saling berganti
hingga pada suatu hari kerabat ilmuwan prancis itu bertanya dengan tujuan
merendahkan kepercayaan si India, “Kapan saudaramu itu akan terbangun dan
memakan adonan bubur yang kau buat?"
Dengan senyum tenang kerabat si ilmuwan India itu menjawab "Nanti
saat saudaramu itu sudah bangun mencium wangi bunga yang selalu kau bawa!"
Inti dari kisah ini
adalah bahwa kita sejatinya mengatur pola
hidup kita agar selalu sesuai dengan nilai-nilai dan norma
iktikad kita serta adat tradisi kebiasaan kita.
Sejak kecil kita sudah tumbuh terdidik dengan semua itu
sehingga semua telah tertanam sebagai bagian dari pola pikir kita. Bahkan, bisa
jadi semua itulah inti dari cara berpikir kita, seolah-olah bukan manusia jika
tak menjadi wadah dari terkumpulnya nilai-nilai dan norma iktikad serta adat
dan tradisi kita.
Akibatnya, kita pun menilai perilaku orang lain dari
kacamata adat tradisi dan pola pikir kita sendiri. Apa yang sesuai dengan yang
ada pada kita otomatis kita anggap benar. Begitu pula sebaliknya, apa yang tak
sesuai dengan yang ada pada kita serta-merta menjadi dan tenang kerabat ilmuwan
India itu keliru dan salah.
Sepintas kita menganggap buket bunga keluarga si ilmuwan Prancis
itu tampak lebih indah daripada adonan bubur yang dletakkan di makam si ilmuwan
India. Akan tetapi, andai kita mau berpikir lebih jauh lagi dengan objektif,
tentu akan kita dapati bahwa buket bunga itu tak lebih adalah adonan bubur itu
sendiri hanya saja dengan kemasan yang lebih modern.
Refleksi
Spesifikasi Buku:
Judul : Senandika Pagi
Penulis : Shaabb Muslim
Genre : Non Fiksi
Tebal : 258 hal
Cover : Soft Cover
Ukuran : 14 x 20,5 cm
klik disini untuk mendapatkan bukunya 👇👇👇
Posting Komentar untuk "SENANDIKA PAGI"